KARO - Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, semakin lama
semakin tinggi. Setelah sempat menyemburkan debu vulkanik setinggi 7000 meter,
Gunung Sinabung, Senin (18/11) pukul 07:04 WIB kembali mengamuk dan
menyemburkan debu vulkaniknya setinggi 8.000 meter. Letusan diikuti suara
gemuruh hingga terdengar sampai ke Tiganderket, Berastagi, Kabanjahe, Payung,
Sigarang-garang, Lau Kawar, dan letusan ini merupakan yang terbesar pada
beberapa pekan terakhir.
Letusan debu vulkanik Sinabung mengarah ke barat daya, yakni
desa Mardinding, Tiganderket, dan Payung. Endapan debu mencapai ketebalan 1,5
hingga 2,5 cm. Dan luncuran awan panas sejauh 800 meter ke arah tenggara dengan
seismisitas - 17 x gempa vulkanik dalam,- 2 x gempa frekwensi
rendah,- 1 x gempa. Hembusan, - 1 x gempa tektonik jauh, - 1 x gempa erupsi amplituda max: 120 mm, lama gempa/tremor letusan 1935 detik, dan tremor menerus, pukul 06:00-12:00 WIB dengan amplituda maksimum 7 mm.
rendah,- 1 x gempa. Hembusan, - 1 x gempa tektonik jauh, - 1 x gempa erupsi amplituda max: 120 mm, lama gempa/tremor letusan 1935 detik, dan tremor menerus, pukul 06:00-12:00 WIB dengan amplituda maksimum 7 mm.
Hal ini dikatakan Kabid Humas Pemkab Karo, Drs Jhonson
Tarigan melalui media center penanganan bencana Sinabung di Kantor Camat
Kabanjahe, Senin (18/11). ”Masyarakat diminta tetap tenang dan tidak terpancing
isu-isu yang tidak jelas. Agar lebih jelasnya lagi senantiasa mengikuti arahan
dari penanggungjawab pengungsian bagi yang mengungsi.
Bagi yang ingin mengetahui aktifitas Sinabung datang ke media center, sebab Pemkab Karo akan selalu melaporkan per 6 jam sekali aktifitas gunung,” ujarnya.
Bagi yang ingin mengetahui aktifitas Sinabung datang ke media center, sebab Pemkab Karo akan selalu melaporkan per 6 jam sekali aktifitas gunung,” ujarnya.
Salah satu warga Desa Tiganderket, YSembiring (65) mengaku sangat kuatir dengan
keadaan aktifitas gunung yang semakin hari letusannya semakin besar. Sebab saat
ini bukan debu vulkanik lagi yang disemburkan, melainkan pasir dan awan
panas. ”Asa umurku lit, enda dengange
aku simbiarna (seumur hidupku baru kali ini aku merasakan sangat takut),” ujar
pria yang sudah uzur kepada sejumlah wartawan di posko penampungan di Losd
Tiganderket.
Meskipun terjadi letusan yang lebih besar, namun hingga
kini belum ada penambahan jumlah pengungsi dari desa-desa yang berada di
sekitar kaki gunung yang berketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut.
Jumlah pengungsi masih berjumlah 6.155 jiwa yang tersebar di 16 titik posko
pengungsian.(anita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar